TEMPO.CO, Stanford -- Peneliti dari Stanford University menemukan sel surya efisiensi tinggi. Listrik yang dihasilkan 50 persen lebih banyak ketimbang panel surya pada umumnya. Para peneliti menyebut teknologi ini sebagai photon-enhanced thermionic emission (PETE). Konsep alat ini pertama kali dipertunjukkan pada 2010 oleh ahli ilmu bahan dari kelompok Stanford Institute for Materials and Energy Sciences (SIMES). Selama tiga tahun, mereka memperbaiki alat ini hingga akhirnya menemukan alat yang 100 kali lebih efisien ketimbang konsep. "Alat ini merupakan langkah penting pembuatan perangkat yang efisien dalam menjaring energi dan panas matahari," ujar ahli bahan SIMES,
Jared Schwede. Kehebatan alat ini didapatkan setelah peneliti menjaring lebih banyak energi dari cahaya. Matahari memancarkan energinya dalam berbagai panjang gelombang. Sel surya pada umumnya hanya menangkap sebagian panjang gelombang. PETE menangkap nyaris seluruh panjang gelombang yang dipancarkan matahari, termasuk panjang gelombang penghasil panas. Pada suhu tinggi, alat ini mengalami peningkatan performa. Karena itu, PETE akan sangat cocok dipakai pada pembangkit listrik yang memakai pengumpul parabola seperti yang dipakai di Gurun Mojave, California, Amerika Serikat. "Pembangkit listrik tenaga surya seperti di California bisa mengalami peningkatan kapasitas hingga 50 persen," kata dia. Rahasia PETE terletak pada dua lapis semikonduktor. Lapisan pertama dipakai untuk menangkap cahaya matahari yang kemudian dipakai untuk membebaskan elektron. Lapisan kedua merupakan penangkap elektron ini. Cesium oksida pada lapisan kedua bertindak sebagai penyalur listrik ke peralatan elektronik. Pengembangan berikutnya akan melibatkan material barium atau strontium sebagai semikonduktor. Keduanya diketahui stabil dalam menciptakan listrik meski terpapar panas hingga 500 derajat Celsius. Temuan Scwhede dilaporkan dalam jurnal Nature Communications edisi Maret 2013.
sumber: http://www.tempo.co